Jumat, 08 Juni 2012

Baby Blues



Baby blues atau postpartum blues adalah perubahan emosi atau suasana hati drastis yang sangat umum dialami para mama yang baru saja melahirkan.

Kata-kata 'sangat umum' perlu digarisbawahi, karena memang kenyataannya, ini adalah kondisi yang sangat normal dialami ibu yang baru melahirkan. Terlebih setelah Brooke Shields, beberapa tahun lalu merilis bukunya Down Came the Rain, yang berisi pengalaman pribadinya melewati postpartum depression setelah melahirkan bayi pertama.

Jadi, apa sebenarnya penyebab postpartum blues? Apa bedanya dengan postpartum depression?



Menurut dr. Rachmi Handayani, Sp.KJ, dokter spesialis kesehatan jiwa di RS Fatmawati, Jakarta, dan mama tiga anak, penyebab utama postpartum blues adalah faktor fisiologis, yaitu perubahan hormon yang sangat drastis dalam tubuh ibu pasca melahirkan.

Saat hamil, hormon estrogen dalam tubuh memuncak. Namun setelah melahirkan, hormon tersebut langsung menurun secara drastis. Nah, perubahan drastis inilah yang menyebabkan perubahan mood alias postpartum blues.

Pada minggu kedua setelah persalinan, tubuh mulai terbiasa dengan tingkat hormon yang kembali seperti masa pra-kehamilan. Mood ibu lebih stabil dan postpartum blues berangsur-angsur hilang.

Faktor apa lagi yang bisa memicu terjadinya postpartum blues? Faktor fisik, seperti kelelahan akibat proses persalinan yang panjang, atau kurang istirahat karena terlalu memaksakan diri untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Faktor kesiapan psikis, usia, dan sosial, seperti kondisi keluarga, juga bisa memicu timbulnya postpartum blues.

Bagaimana menghadapi Baby Blues:

1. Jangan terlalu sering menghabiskan waktu sendirian. Juga, jangan mengurung diri di rumah.  Ungkapkan pada pasangan bahwa Anda sangat membutuhkan dirinya di masa-masa awal ini, baik untuk menemani mengasuh bayi atau meluangkan waktu berdua di sela-sela waktu tidur buah hati Anda.

2. 'Dekati' bayi Anda. Ternyata, anak bisa membantu melalui masa baby blues. Cobalah berbaring di sisinya saat ia tertidur pulas. Dengarkan tarikan napasnya yang teratur dan tarik napas dalam-dalam untuk menghirup wangi tubuhnya.

Nikmati kedamaian yang terpancar dari wajah anak – perlahan tapi pasti, Anda akan jatuh cinta padanya dan segala kesedihan plus kepenatan akan berganti dengan semangat baru.

3. Undang orang tua dan keluarga terdekat untuk sering-sering berkunjung dan menemani Anda dan bayi saat suami bekerja. Sesekali, minta bantuan babysitter untuk mengurus bayi Anda agar Anda bisa beristirahat dengan tenang atau menikmati perawatan tubuh pasca-persalinan di rumah.

4. Berjalan-jalanlah di luar rumah bersama anak. Anda juga bisa mencuri waktu untuk memutar DVD favorit dan menikmatinya bersama pasangan di akhir pekan. Intinya, semua kegiatan yang menyenangkan bisa membantu Anda melewati fase perubahan hormon ini.

5. Jangan lupa menjaga asupan gizi. Di masa pasca persalinan, Anda membutuhkan tenaga ekstra untuk memulihkan kondisi tubuh, mengurus bayi, dan memberi ASI. Konsumsilah makanan tinggi kandungan energi, vitamin, dan serat.

Makanan kaya protein nabati, seperti tahu dan tempe, diketahui bisa membantu menjaga keseimbangan hormon tubuh, sehingga mempercepat proses pemulihan hormon estrogen Anda.

Sumber: parenting.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar